Review

Seting karbu kawahara di satria.

Touring Bromo

Bebek vega tangguh menanjak bromo.

Mengenang sang legenda NSR 150

NSR menjadi Sport 2T andalan honda yang pernah tenar di era 90an.

Friday, October 3, 2014

yamaha Tiara 120



Yamaha JR 120 P.
Dengan design yang terbilang macho untuk ukuran motor bebek, JR 120 bisa memberikan aura maskulin bagi sang pengendara. Seperti yang telah saya bilang didepan, motor ini terlahir dengan menganut model ayam jago seperti halnya bebek hyper technology kebanyakan di Thailand. Kaki-kaki jenjang penghias bagian haluan adalah ciri mutlak sebagai bebek jago, dengan dilengkapi piranti keamanan berkendara berupa double diskbrake depan belakang merupakan faktor krusial yang harus tertanam pada sebuah motor hyper, apa jadinya motor kencang jika tidak dilengkapi piranti pengereman yang memadai, iya khan?

Selain tampang yang memang bisa diidentikan dengan aura kecepatan. Ternyata JR 120S memang juga mempunya spek mempuni untuk menunjukan kapabilitasnya sebagai yang terbaik dikelasnya. Dengan diberikan kubikasi mesin sebesar 119cc (bore x stroke 54.0 mm x 52.0 mm), berteknologi 2 tak pendingin udara, 5 speed, serta horse power 17,5 PS @ 8.000 RPM, dan tentu saja tak ketinggalan kompresi terhitung tinggi untuk ukuran motor 2 tak waktu itu yakni 7,2 : 1, Yamaha JR 120 mampu melenggang dihadapan rivalnya untuk unjuk kebolehan. Seperti motor-motor 2 tak konvensional kebanyakan dimasanya, karburator VM22 dengan brand Mikuni adalah piranti pengkabutan yang wajib ada pada tiap produk dikelasnya.

Friday, May 16, 2014

satria 2t



Suzuki Satria 120, pada awal kemunculannya kisaran tahun 1997′an, mampu membawa angin segar bagi para pecinta motor bebek berperforma tinggi. Bagaimana tidak, menganut model ‘out of the box’ dari kebanyakan bebek-bebek produksi lokal yang sudah duluan mengusung konsep sporty. Suzuki Satria 120 S mampu membuat gempar dunia perbebekan. Dengan model body racing sporty, rangka model SCAF (Suzuki Computerized Analized Frame), monoshock, menggunakan 5 percepatan, mesin tegak berkapasitas terbesar dikelasnya, seolah menggambarkan betapa inferiornya motor ini dibanding dengan produk kompetitor yang ada waktu itu.
Suzuki Satria 120 S.
Awal pertama kali mbrojol keranah permotoran di Indonesia, Satria 120 S, hadir dengan mengusung konsep racing sporty. Dengan dibekali mesin berteknologi 2 tak, berkapasitas 120cc bermesin tegak, menggunakan pendingin mesin udara plus teknologi Jet Cooled, bore x stroke : 56 x 49mm, kompresi rasio 7.0 : 1, maksimum power 13.5ps @ 8.500 rpm, maksimum torsi 1.50 kgmf @ 7000 rpm, menggunakan 5 percepatan, kopling otomatis tipe basah, double stater, berat total motor 101 kg, monoshock belakang dan depan teleskopik, rem cakram depan, spoke wheel, roda depan 17″-250 dan belakang 17″-275, mampu membuat motor ini dibejek sampai batas kecepatan 120 kph…dan menurut beberapa speedfreaker, kacepatan segitu masih bisa naik lagi lho.
Umur dari Suzuki Satria 120 S sendiri terbilang lumayan agak panjang, dari mulai hadir dijalanan Indonesia tahun 1997, menginjak tahun 2002, pihak pabrikan Suzuki, mengupgrade si Satria 120 menjadi lebih powerfull dan safety dijalanan. Dengan adanya minor facelift pada bagian striping, penambahan double disk pada sistem pengereman, penambahan perpindahan perseneling dari 5 menjadi 6 percepatan, serta dibuatkan versi kopling manual layaknya motor sport batangan, velg cast wheel asli Enkei Malaysia, sehingga memaksa pihak pabrikan mengubah kode motor dari Satria 120 S menjadi Satria 120 R atau yang lebih tenar kita sebut sebagai Satria lumba-lumba. Koq Satria lumba-lumba? yach…mungkin bisa dilihat pada model lampu belakang motor ini yang agak mirip dengan muka ikan lumba-lumba.

Suzuki Satria 120 R versi spoke wheel.
Tapi sebenarnya ditahun 1998, setahun setelah diluncurkannya seri Satria S yang kerap mendapat komplain dari publik mengenai perpindahan perseneling yang kerap bermasalah. Akhirnya diputuskan untuk mengupgrade seri S ke seri R dengan minus velg cast wheel dan double cakram.

Suzuki Satria 120 R versi cast wheel & double disk brake.
Menginjak tahun 2004, melihat gairah penjualan motor 2 tak mulai lesu akibat desas desus pelarangan motor berteknologi ini mengaspal dijalan, membuat pihak pabrikan Suzuki Indonesia memutar otak. Akhirnya pada tahun itu juga, PT. Indomobil Group devisi roda dua, malakukan import Suzuki Satria 120 LSCM dari Malaysia. Dan dinegeri kita, motor ini lebih ngetrend dengan sebutan Satria Hiu, yang memang merupakan gambaran dari model bentuk lampu buritan menyerupai congor hiu.
Jika ditilik dari spesifikasi teknisnya, antara RU dengan LSCM masihlah mempunyai garis mesin yang sama. Cuman perbedaan design body, basik material part pendukung yang memang asli dari negara Melayu, plus penambahan tako meter pada dasbord console menambah kesan racing look pada bebek super ini. Tapi sayang seribu sayang, entah kenapa dalam umur masih relatif muda dalam pemasarannya, kurang lebih 1 tahun selama masa edarnya, Satria 120 LSCM malah didiscontinue peredarannya. Kalau dilihat dari antusias para penikmatnya, motor ini cenderung laku dibandingkan dengan produk bebek low entry Suzuki 4 tak waktu itu yakni Smash 110 yang harganya padahal lebih murah.

Suzuki Satria 120 R LSCM.
Last…itulah sedikit celoteh tentang bebek super Suzuki Satria 120 yang beberapa waktu silam sempat membuat geger dunia bebek sport ditanah air.

kawasaki serpico SE PDK TZUKIGI



Berbeda dengan pendahulunya, pada produk berngaran SE atau Special Edition ini, pihak pabrikan mencoba memberikan penawaran lebih kepada enthusiast Serpico. Ya, ditahun 97 sampai dengan 98 pabrikan Kawasaki Thailand membuat terobosan ‘hebat‘ dengan menggandeng penyedian part kompetisi asal Jepang yakni PDK serta Tsukigi guna menciptakan sebuah motor sport kelas capung dengan performa gahar. Dan tidak hanya divarian Serpico saja, produk-produk Kawasaki asal Thailand sana juga banyak yang dicangkoki part racing tersebut, untuk lebih lanjutnya silahkan buka artikel yang ini, ini, atau ini.


Kawasaki Serpico SE 150 (1997).

Walaupun dari tampang luar tidak banyak beda dengan seri pendahulunya, tapi lihat dulu dalemannya bos. Tercatat blok silinder ‘gold‘ dari PDK ataupun pelepas gas buang merk Tsukigi sudah menempel manis. Dan hebohnya saat diinstalasikan part-part tersebut, untuk urusan performa tentu juga mengalami lonjakan yang cukup mencengangkan. Lihat saja output yang dimuntahkan dari Serpico 150 SE sebesar 40ps @ 11.000rpm, merupakan bukti otentik dari ‘hebringnya‘ kerjasama pabrikan Kawasaki dengan produsen PDK ataupun Tsukigi.
Dengan masih mengandalkan basic teknologi mesin seperti produk pendahulunya, macam bersilinder tunggal 148cc (bore x stroke = 59,0mm x 54,4mm) dilengkapi pendingin cair, berkompresi 7,8 : 1, masih menggunakan karburator Keihin PWL 28mm, serta mengaplikasikan 6 percepatan. Tapi dimotor ini ada sedikit perombakan teknologi yang membedakan antara varian SE dengan pendahulunya yakni penggunaan HI-KIPS sebagai katub tutup buka pengatur gas buang dari luang pembuangan agar bisa mengolah sisa pembakaran agar tidak terbuang percuma baik di RPM tinggi maupun rendah.

Tuesday, March 11, 2014

yamaha tira



Melihat pasar motor bebek jago hyper sport yang walaupun segmented tapi berpotensi agak cerah waktu itu (kisaran tahun 90′an akhir s/d awal 2000′an), membuat pihak ATPM Yamaha Indonesia (YMKI) secara berani berusaha untuk mendatangkan secara CBU motor bebek sport yang lagi-lagi diambil dari Malaysia dengan model out of the box plus kualitas diatas rata-rata bebek 2 tak yang sudah berkeliaran dinegeri ini. Yamaha Tiara 120 namanya, berbeda dengan sang kakak Yamaha 125z yang masih bertipe bebek tulen, motor ini sebenarnya asli rakitan Thailand dengan model kalau orang bilang Ayam Jago alias menggunakan kaki-kaki depan layaknya motor laki.
Sempat terpikir oleh saya entah kenapa pada waktu itu pihak pabrikan Yamaha di Indonesia dalam mendatangkan produknya memilih mengimport dari negera tetangga sebelah dan tidak dari negara asalnya langsung? apakah ada alasan khusus? ngga tahu deh….mungkin ada om-om yang tahu?

Yamaha Tiara 120, walopun bertampang sporty tapi daya pikatnya masih kalah dibanding 125Z.
Demi memperkenalkan dan menggenjot nilai penjualan produk barunya kemasyarakat maka didatangkanlah brand ambasador Yamaha Tiara 120 yakni pembalap bertalenta Moto GP almarhum Norick Abe ke Indonesia pada tahun 2000, selain memberikan coaching clinic pada racer Indonesia, waktu itu Norick Abe pun juga diberi kesempatan untuk menjajal beradu balap diajang pasar senggol disirkuit Kenjeran Surabaya walaupun hanya cuma beberapa putaran saja.
Motor yang mengusung mesin 2 tak Reed Valve berpendingin udara, Berkapasitas 119.0cc, Bore x Stroke adalah 54.0 x 52.0mm, Berkompresi 6.8:1, Maksimum power 17.0ps pada 7500rpm, Maksimum torsi 1.55Kpm pada 7000rpm, Kapasitas tangki bahan bakar 6.5lt, Kapasitas oli samping 1.3lt, Dilengkapi dengan 6 percepatan, Pengapian CDI non limiter, Stater manual, Kopling basah, Aki basah, Setang clip-on, Peredam kejut depan teleskopik sedangkan belakang monoshock, Berpenghenti laju disk brake depan belakang, Roda menggunakan ban merk Dunlop TT900 depan berdiameter 17″-225 dan belakang 17″-250, Dan berat total motor 100kg…membuat bebek jago ini mampu dipacu dalam 0 s/d 100km hanya dalam waktu 7.5 detik saja….fiuhhhhhh!!!!…kalo saja motor ini belum almarhum bisa dipastikan Satria FU 150 pun akan mampu dilibasnya dengan enteng.

Suksesor Yamaha Tiara 120, Yamaha New Speed MX yang digawangi kemoncerannya oleh Alm. Norick Abe salah seorang pembalap muda potensial kelas para raja asal Jepang.
Dengan banderol yang over price (kalo ngga salah sekitaran 24 jutaan pada tahun 90an akhir) untuk ukuran motor keluaran ATPM lokal ditambah lagi dengan kurangnya dukungan sales, service, spare part akan motor ini dari pihak pabrikan yang waktu itu belumlah sehebat sekarang plus diperparah dengan belum normalnya kondisi ekonomi dalam negeri pasca krisis moneter membuat impian YMKI dalam memasarkan Tiara 120 yang bakalan disinyalir laku keras bak kacang goreng punah sudah, tidak itu saja rencana aturan pemerintah dalam pembatasan jumlah motor 2 tak juga turut menjadi andil dalam mensukseskan gagalnya produk ini diserap konsumen kala itu.